Selamat Datang

Selamat Datang di Blog Ade Fauji

Thursday 22 January 2009

Bersyukurlah

Jika populasi bumi berkurang hingga menjadi sebuah desa dengan hanya 100 orang penduduk, seperti apakah profil desa kecil yang beragam ini, jika seluruh perhitungan rasio kependudukan dianggap masih berlaku?
Philip M. Hartner, MD dari fakultas kedokteran Stanford University Amerika Serikat, mencoba menemukan jawaban atas pertanyaan ini.

Berdasarkan analisanya, desa kecil bumi akan terdiri dari:
57 orang Asia
21 orang Eropa
14 orang berasal dari belahan bumi sebelah barat
8 orang Afrika

52 perempuan
48 laki-laki

80 bukan kulit putih
20 kulit putih

80 Heteroseksual
20 homoseksual

6 orang memiliki 58% dari seluruh kekayaan bumi, dan keenam orang tersebut seluruhnya berasal dari Amerika Serikat.
80 orang tinggal di rumah-rumah yang tidak memenuhi standar
70 orang tidak dapat membaca
50 orang menderita kekurangan gizi
1 orang hamper meninggal
1 orang sedang hamil
1 orang memiliki latar belakang perguruan tinggi
1 orang memiliki computer

  • Marilah kita renungkan analisa Hartner dan mulai dari hal-hal sebagai berikut:
  • Jika anda tinggal dirumah yang baik, memiliki banyak makanan dan dapat membaca, anda adalah bagiam kelompok terpilih.
  • Jika anda memiliki rumah yang baik, makanan, dapat membaca dan memiliki computer, anda bagian dari kelompok elit.
  • Jika anda bangun pagi ini dan merasa sehat, anda lebih beruntung dari jutaan orang yang mungkin tidak akan dapat bertahan hidup minggu ini.
  • Jika anda tidak pernah merasakan bahaya perang, kesepian karena dipenjara, kesakitan karena penyiksaan, atau kelaparan, anda berada selangkah lebih maju dibandingkan 500 juta orang di dunia.
  • Jika anda dapat menghadiri pertemuan politik atau keagamaan tanpa merasa takut akan dilecehkan, ditangkap, disiksa, atau mati, anda beruntung, karena lebih dari 3 milyar orang didunia tidak dapat melakukannya.
  • Jika anda memiliki makanan dilemari pendingin, baju-baju dilemari pakaian dan memiliki atap yang menaungi tempat anda beristirahat, anda lebih kaya dari 75% penduduk didunia ini.
  • Jika anda memiliki uang di bank, di dompet dan mampu membelanjakan sebagian uang untuk menikmati hidangan direstoran, anda merupakan anggota dari 8% kelompok orang-orang kaya di dunia.
  • Jika orang tua anda masih hidup dan menikmati bahagianya kehidupan pernikahan mereka, maka anda termasuk salah satu dari kelompok orang yang dikategorikan langka, terutama di Amerika Serikat.
  • Jika anda mampu menegakan kepala dengan senyuman dibibir dan merasa benar-benar bahagia, anda memiliki keistimewaan tersendiri, karena sebagian besar orang tidak memperoleh kenikmatan tersebut
  • Jika anda dapat membaca pesan ini, anda baru saja menerima karunia ganda. Karena seseorang memikirkan anda, dan anda jauh lebih beruntung dibandingkan lebih dari 2 milyar orang yang tidak dapat membaca sama sekali.

Semoga anda menikmati hari yang indah ini. Hitunglah karunia keberuntungan anda, dan sampaikan hal ini kepada orang lain untuk mengingatkan bahwa sebenarnya, kita adalah orang-orang yang sangat beruntung.

Motivasi ebook Ir Andi Muzaki, SH, MT

Wednesday 21 January 2009

Saturday 17 January 2009

Friday 16 January 2009

Machine Guarding


Uploaded on authorSTREAM by Goldye

Profitability Analysis


Uploaded on authorSTREAM by Cannes

Ergonomics


Uploaded on authorSTREAM by Carla

Job Hazard Analysis


Uploaded on authorSTREAM by Prudenza

Wednesday 14 January 2009

PEME (People, Equipment, Materials, Environment)

A useful tool to aid hazard identification.

The quality of a risk assessment will depend greatly on how well step 1 of the "five steps" has been completed. Step 1 is "identifying hazards" and the "PEME" acronym will help you to identify the vast majority of hazards associated with the task or activity under consideration. Not all will be applicable for every task but a knowledge of the key issues will prepare you for most situations.

When looking at the task try to identify the hazards associated with:

People

People will bring a range of issues with them to a task or activity:

  1. their competence

  2. the training they have/have not received

  3. any physical or mental disabilities which may affect their ability to carry out the work

  4. physical issues such as height body size, physical strength, etc.

  5. phobias (heights, confined spaces, etc)

Other possible people issues you may have to consider include the number of people needed for a task (do you have enough or too many involved?), the management of the task (who does what?) and the supervision requirements (who is coordinating and monitoring the activity?)

Equipment

There will normally be some type of equipment used in the task/activity under consideration. Work equipment covers a wide range of items including equipment found in offices, laboratories, workshops, sports centres, catering areas, etc. You need to consider the following:

  1. is it the right equipment for the task (hazards may be introduced if the wrong type of equipment is used)?
  2. is the equipment intrinsically hazardous (hot, sharp, imbalanced, vibrating, heavy, fragile, trapping points, hazardous substances (e.g. asbestos rope on furnaces) etc.)?
  3. are there any energy issues (electricity, pressure systems, hydraulics, etc.)?
  4. does it need statutory testing or maintenance/calibration to ensure it is safe (electrical testing)?
  5. does it have to be moved?
  6. are the hazards confined to the equipment or can they affect people remote from the equipment (trailing leads, lasers, noise, etc.)?

Materials

This covers all the substances that are likely to be used/required for generated by the task. Ask the following questions:

  1. does the activity/task being carried out require hazardous chemicals or substances?
  2. does the task generate any dust, vapours, or mists that need to be controlled (water sprays and legionella)?
  3. does it require raw materials or large pieces of metal, wood or other materials (manual handling, moving and storage issues, etc.)?
  4. does the task generate special waste?

Environment

The risk assessment should consider if any of the following could create problems when carrying out the task/activity:

  1. means of access/egress
  2. lighting, heating and ventilation
  3. slopes, ramps and steps
  4. slippery or damaged underfoot conditions
  5. weather conditions
  6. obstructions

source:
http://www.liv.ac.uk/safety/safety_issues/risk_assessment/PEME.htm

SMK3 untuk UKM

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) telah terbukti mampu bertahan lebih tangguh saat badai krisis moneter melanda bangsa ini. Di sektor inilah daya serap tenaga kerja sesungguhnya lebih besar. Dan sektor inilah pula yang menjadi penggerak roda perekonomian bangsa saat sektor lain mengalami kelimpungan saat krisis moneter.

Kita selalu menganggap bahwa sektor ini tidaklah begitu penting bagi bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), karena dianggap memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan sektor lain. Apalagi dengan persepsi bahwa K3 merupakan bagian dari usaha yang bersifat membebani anggaran. Ditambah lagi dengan keruwetan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) yang telah ada, dengan 17 elemen dan 166 point yang harus dijalankan.

Sesungguhnya anggapan diatas tidaklah seratus persen benar. K3 merupakan salah satu bagian dari usaha yang akan memberikan laba dan peningkatan kinerja keuangan bagi perusahaan, karena ia akan memangkas biaya langsung kerugian akibat kecelakaan (seperti kompensasi, asuransi, dll) dan juga biaya tidak langsungnya (seperti penurunan waktu produksi, jam kerja yang hilang, penurunan kinerja pekerja, dll).

K3 juga merupakan salah satu pencegahan dari kecelakaan serius atau fatal yang jika telah terjadi, akan sangat sulit untuk ditangani. Sehingga dapat mencegah perusahaan dari mendapat kerugian yang lebih besar.

Mengembangkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) tidaklah sesulit anggapan kebanyakan orang. Sebuah SMK3 yang baik hanya membutuhkan empat elemen dasar: komitmen manajemen dan keterlibatan karyawan; analisa tempat kerja; pengendalian dan pencegahan bahaya; dan pelatihan bagi para pekerja, pengawas/supervisor dan manajer.

Komitmen Manajemen dan Keterlibatan Karyawan

Sikap dan tingkah laku manajemen tingkat atas terhadap keselamatan akan tercermin dari sikap dan tingkah laku karyawannya. Sebagaimana ada anggapan yang berlaku, The lowest standard you set, will be the highest standard you will receive. Standar terendah yang dikerjakan oleh manajemen tingkat atas, akan menjadi standar tertinggi yang akan ia terima dari karyawannya. Karena itu,sangatlah penting untuk menunjukan kepedulian manajemen tingkat atas terhadap unsur K3, dan kepedulian itu hanya bisa diungkapkan lewat tindakan nyata. Salah satu wujudnya adalah dengan melibatkan karyawan dalam perencanaan dan pelaksanaan SMK3.

Beberapa hal berikut dapat dipertimbangkan untuk dilakukan:

  • Publikasikan kebijakan K3 perusahaan yang jelas
  • Lakukan rapat dengan seluruh pekerja untuk mengkomunikasikan kebijakan K3 perusahaan dan diskusikan tujuan-tujuan K3 perusahaan
  • Pastikan manajemen tingkat atas mendukung SMK3 dengan terlibat secara langsung terhadap program-program K3 seperti meninjau hasil inspeksi dan laporan kecelakaan serta memastikan langkah-langkah perbaikan telah dikerjakan
  • Pastikan manajemen tingkat atas (manajer dan pengawas) mematuhi semua persyaratan K3 yang berlaku bagi semua karyawan, meskipun jika hanya sementara mengunjungi tempat kerja/daerah yang memberlakukan peraturan keselamatan tersebut.
  • Manfaatkan keahlian dan pengetahuan karyawan yang ada untuk terlibat dalam program-program K3, seperti melakukan pelatihan keselamatan atau melakukan penyelidikan kecelakaan
  • Tugaskan dan beri wewenang kepada seseorang terhadap program K3 yang ada. Pastikan semua orang memahami tugas dan wewenangnya.
  • Berikan pelatihan, waktu, anggaran dan wewenang bagi orang yang telah ditunjuk/memiliki tanggung jawab tersebut
  • Buatlah program K3 setelah memberikan penugasan tersebut, pastikan tugasnya terlaksana. Beri imbalan bagi yang telah melaksanakannya dengan baik dan perbaiki bagi yang belum melaksanakannya
  • Lakukan peninjauan ulang (review) setidaknya setiap tahun sekali, tinjau tujuan-tujuan yang telah dicapai dan lakukan evaluasi ulang, apakah perlu tujuan-tujuan baru atau perbaikan program kerja
  • Tegakkan pertanggungjawaban bagi setiap karyawan yang tidak mematuhi peraturan yang telah dibuat untuk meningkatkan K3 di tempat kerja

Analisa Tempat Kerja

Analisa tempat kerja adalah rangkaian proses untuk memastikan kita mengetahui semua hal yang dibutuhkan agar dapat bekerja secara selamat. Kita harus mengetahui hal-hal atau benda-benda apa saja yang ada ditempat kerja yang dapat membahayakan para pekerja. Hal itu dilakukan dengan terus menerus melakukan analisa di tempat kerja terhadap semua bahaya yang ada dan potensi bahaya yang mungkin muncul.

Beberapa hal berikut dapat dipertimbangkan untuk dilakukan:

  • Carilah cara agar mendapatkan saran dari ahli saat ada perubahan pada prosedur atau peralatan. Hal ini dilakukan agar tidak timbul bahaya baru di tempat kerja. Dan pastikan anda selalu ter-update dengan bahaya-bahaya yang muncul di usaha sejenis yang anda geluti
  • Tinjau ulang secara berkala setiap pekerjaan yang ada dan lakukan analisa setiap langkah-langkah kerjanya dengan karyawan anda, hal ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya bahaya yang mungkin tersebunyi dari proses ataupun peralatan yang ada
  • Lakukan inspeksi untuk mengendalikan bahaya dan untuk mengevaluasi bahaya-bahaya baru
  • Pastikan para pekerja merasa nyaman untuk memberitahukan para anggota manajemen ketika mereka melihat hal-hal yang berbahaya atau tidak pada tempatnya
  • Pelajari cara untuk melakukan penyelidikan yang menyeluruh jika ada hal yang tidak benar
  • Tinjau ulang angka kecelakaan atau penyakit akibat kerja selama beberapa tahun terakhir untuk mengidentifikasi pola-pola yang sama sehingga dapat dikendalikan melalui program K3.

Pengendalian dan Pencegahan Bahaya

Begitu semua bahaya yang ada dan potensi bahaya yang mungkin muncul telah teridentifikasi, terapkan program yang akan mencegah dan mengendalikan bahaya-bahaya tersebut. Jika memungkinkan, semua bahaya yang ada harus dihilangkan. Jika tidak memungkinkan, gunakanlah bahan/alat pengganti yang lebih tidak berbahaya atau rekayasa/pengendalian secara teknis.

Beberapa hal berikut dapat dipertimbangkan untuk dilakukan:

  • Buatlah prosedur kerja berdasarkan analisa bahaya di tempat kerja dan pastikan para pekerja mengetahui dan mematuhinya
  • Bersiap-siaplah untuk menerapkan sanksi terhadap pelanggaran prosedur kerja yang aman. Tanyakan kepada para pekerja, tindakan apa yang harus diambil jika ada pekerja yang tidak disiplin/mematuhi prosedur tersebut, agar semua orang mengerti dan memahami penerapan sanksi tersebut
  • Jika dibutuhkan, pastikan Alat Pelindung Diri (APD) tersedia, digunakan, dan para pekerja mengetahui kapan penggunaannya, bagaimana cara menggunakannya, dan bagaimana cara merawatnya
  • Jalankan perawatan peralatan secara berkala untuk mencegah kerusakan yang dapat menciptakan bahaya. Pastikan perawatan pencegahan dan berkala ini terdokumentasi dan ditindak-lanjuti
  • Buat rencana tanggap darurat, termasuk bahaya kebakaran dan bencana alam. Lakukan simulasi (drill) secara rutin agar para pekerja mengetahui apa yang mesti dikerjakan saat terjadi keadaan panic
  • Kembangkan program medis yang sesuai dengan tempat kerja, libatkan dokter atau fasilitas pelayanan kesehatan setempat dengan mengundang mereka ke tempat kerja dan membantu anda merencanakan cara terbaik untuk menghindari cedera dan penyakit saat keadaan darurat
  • Pastikan ketersediaan personil medis yang dapat dimintai saran dan konsultasi mengenai kesehatan pekerja. Hal ini tidak berarti perusahaan harus menyediaan pelayanan kesehatan, namun yang terpenting adalah kesiapan menghadapi keadaan gawat darurat dan masalah kesehatan yang berhubungan dengan tempat kerja.

Untuk memenuhi persyaratan diatas, ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan untuk dilakukan:

  • Buatlah prosedur medis darurat untuk menangani kecelakaan, transportasi pekerja yang sakit/cedera dan komunikasi dengan fasilitas medis. Menempelkan nomor-nomor medis/darurat merupakan salah satu cara yang dapat dikerjakan
  • Lakukan survey terhadap fasilitas medis yang ada di sekitar tempat kerja, dan buat perjanjian untuk menangani kasus-kasus darurat. Kerjasama dengan perusahaan yang lebih besar yang memiliki fasilitas pelayanan medis juga dapat dilakukan
  • Pastikan prosedur pelaporan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dimengerti oleh semua pekerja
  • Berjalan-jalanlah seputar area kerja secara rutin untuk melakukan identifikasi bahaya dan menindaklanjuti bahaya yang telah teridentifikasi sampai mereka ditangani
  • Jika tempat kerja berada di daerah yang terpencil dan jauh dari pelayanan kesehatan, pastikan ada personil yang terlatih untuk melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Kotak P3K juga harus tersedia untuk keadaan darurat
  • Periksalah generator listrik perusahaan, fasilitas perawatan, laboratorium, ventilasi dan pendingin ruangan, dan daerah-daerah yang mudah berkarat untuk memastikan fasilitas pencucian mata (eye wash) dan penyiraman tubuh (shower) tersedia dengan baik
  • Pertimbangkan untuk mempekerjakan dokter lokal atau perawat secara paruh waktu atau sesuai kebutuhan untuk saran dan perencanaan P3K dan medis.

Pelatihan bagi para Pekerja, Pengawas, dan Manajer

Program pencegahan kecelakaan yang efektif membutuhkan kinerja kerja yang baik dari setiap orang di tempat kerja. Semua pekerja harus mengetahui bahan-bahan dan peralatan yang digunakan untuk bekerja, mengetahui bahaya yang mungkin ditimbulkannya dan mengetahui cara untuk mengendalikannya.

Setiap karyawan harus mengetahui bahwa:

  • Tidak satupun pekerja diharapkan untuk bisa melakukan suatu pekerjaan sampai mereka mengetahui instruksi/langkah-langkah kerja yang baik dan diizinkan untuk melakukan pekerjaan tersebut
  • Tidak satupun pekerja yang yang boleh mengerjakan pekerjaan yang terlihat tidak aman Kita dapat menggabungkan/mengkombinasikan pelatihan K3 yang ada dengan pelatihan yang lain tergantung jenis bahaya yang mungkin ada di tempat kerja.

Beberapa hal berikut dapat dipertimbangkan untuk dilakukan:

  • Pastikan para pekerja telah terlatih mengenai setiap potensi bahaya yang dapat memapar mereka dan mengetahui cara perlindungannya
  • Perhatian berlebih harus diberikan pada pekerja yang baru masuk dan pekerja yang mendapatkan tugas baru. Karena mereka sedang mempelajari proses operasi yang baru, mereka mungkin mudah terkena cedera
  • Latihlah para pengawas agar mengerti semua bahaya yang dihadapi para pekerja dan buatlah pengingat bagi mereka dengan melakukan training ulang (refresh) dan pesan, atau gunakan sanksi jika dianggap perlu
  • Pastikan manajemen tingkat atas memahami tanggung jawab K3 mereka dan membuat pengawas dibawah mereka menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.

Dokumentasi Aktifitas

Dokumentasikan setiap aktifitas dari program kerja keempat elemen diatas. Membuat catatan atau dokumentasi atas pernyataan kebijakan perusahaan, pelatihan-pelatihan, rapat-rapat K3, informasi yang disebarkan pada karyawan, dan pengaturan perawatan kesehatan, akan sangat menguntungkan bagi perusahaan untuk kedepannya. Hal ini juga penting untuk memberikan bukti terhadap pelaksanaan SMK3 yang ada pada perusahaan.

Dokumentasi/Pencatatan K3

Catatan/dokumentasi penjualan, keuntungan ataupun kerugian merupakan hal yang penting bagi suksesnya suatu usaha. Hal itu memudahkan pemilik atau manajer untuk belajar dari pengalaman dan membuat langkah-langkah perbaikan bagi operasi di masa datang. Tujuan yang sama juga berlaku bagi dokumentasi/pencatatan K3. Catatan kecelakaan, cedera, penyakit akibat kerja, dan kerusakan kepemilikan dapat digunakan pula untuk menentukan akar penyebabnya, mengembangkan prosedur, dan untuk mencegah terulangnya kembali kecelakaan yang sama.

ditulis oleh

Syamsul Arifin, SKM rekan milis HSE/K3LH



Sunday 11 January 2009

Istilah dalam Manajemen Keuangan/Akuntansi

Aktiva lancar (current asset) dalam akuntansi adalah jenis aktiva yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun. Contoh aktiva lancar antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan dan beban dibayar di muka. Pada suatu laporan neraca, aktiva biasanya dikelompokkan menjadi aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.


Perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar disebut sebagai rasio lancar. Nilai ini sering digunakan sebagai tolak ukur likuiditas suatu perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.


Rasio lancar adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar suatu perusahaan. Sebagai contoh, jika aktiva lancar perusahaan WXY adalah Rp50.000.000 sedangkan utang lancarnya Rp40.000.000, maka rasio lancarnya adalah Rp50.000.000 dibagi 40.000.000, atau sama dengan 1.25.


Rasio lancar digunakan untuk mengungkapkan jaminan keamanan (margin of safety) perusahaan terhadap kreditor jangka pendek. Jika perbandingan utang lancar melebihi aktiva lancarnya (rasio lancar menunjukan angka di bawah 1), maka perusahaan dikatakan mengalami kesulitan melunasi utang jangka pendeknya. Jika rasio lancarnya terlalu tinggi, maka sebuah perusahaan dikatakan kurang efesien dalam mengurus aktiva lancarnya.


Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain

adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya.



Pengukuran likuiditas, Likuiditas diukur dengan rasio aktiva lancar dibagi dengan kewajiban lancar. Perusahaan yang memiliki likuiditas sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100%. Ukuran likuiditas perusahaan yang lebih menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan ditunjukkan dengan rasio kas (kas terhadap kewajiban lancar).


Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Hal ini sesungguhnya jarang terjadi kecuali perusahaan mengalami ke pailitan. Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan.


Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.


Rasio Rentabilitas betujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya


Jenis Rasio Rentabilitas

Gross Profit Margin

Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba operasi dari operasi

usahanya yang murni. Gross Profit Margin semakin tinggi maka maka semakin baik hasilnya.


Untuk menterjemahkan suatu istilah keuangan lainnya dapat dilihat pada kamus keuangan link dibawah

ini.


http://www.perencanakeuangan.com/files/l.html