Selamat Datang

Selamat Datang di Blog Ade Fauji

Friday 5 December 2014

Pentingnya Mengkaji Kepuasan Kerja



Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam diri setiap individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan.
Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima (Robbin, 2003:78).
Greenberg dan Baron (2003:148) mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap positif atau negatif yang dilakukan individu terhadap pekerjaan mereka. Selain itu Gibson (2000:106) menyatakan kepuasan kerja sebagai sikap yang dimiliki para pekerja tentang pekerjaan mereka. Hal itu merupakan hasil dari persepsi mereka tentang pekerjaan.
Kepuasan kerja merupakan respon afektif atau emosional terhadap berbagai segi atau aspek pekerjaan seseorang sehingga kepuasan kerja bukan merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan tidak puas dengan satu atau lebih aspek lainnya.
Kepuasan Kerja merupakan sikap (positif) tenaga kerja terhadap pekerjaannya, yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja. Penilaian tersebut dapat dilakukan terhadap salah satu pekerjaannya, penilaian dilakukan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting dalam pekerjaan. Karyawan yang puas lebih menyukai situasi kerjanya daripada tidak menyukainya.
Locke mencatat bahwa perasaan-perasaan yang berhubungan dengan kepuasan dan ketidakpuasan kerja cenderung mencerminkan penaksiran dari tenaga kerja tentang pengalaman-pengalaman kerja pada waktu sekarang dan lampau daripada harapan-harapan untuk masa depan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat dua unsur penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan dasar.
Nilai-nilai pekerjaan merupakan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan. Yang ingin dicapai ialah nilai-nilai pekerjaan yang dianggap penting oleh individu. Dikatakan selanjutnya bahwa nilai-nilai pekerjaan harus sesuai atau membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja yang berkaitan dengan motivasi kerja.
Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi seorang individu adalah jumlah dari kepuasan kerja (dari setiap aspek pekerjaan) dikalikan dengan derajat pentingnya aspek pekerjaan bagi individu. Menurut Locke seorang individu akan merasa puas atau tidak puas terhadap pekerjaannya merupakan sesuatu yang bersifat pribadi, yaitu tergantung bagaimana ia mempersepsikan adanya kesesuaian atau pertentangan antara keinginan-keinginannya dengan hasil keluarannya (yang didapatnya).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah sikap yang positif dari tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap pekerjaannya melalui penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting pekerjaan.

Tujuh Cara Untuk Mendorong Perilaku Etis Karyawan



Penampilan karyawan, baik yang bersifat fisik maupun mental, memiliki pengaruh bagi pembentukan citra perusahaan. Oleh karena itu etika yang baik perlu benar-benar ditanamkan dalam perilaku karyawan. Bagaimana mewujudkannya, berikut ini kami sampaikan tujuh cara untuk mendorong perilaku etis karyawan.
  1. Berilah teladan perilaku yang Anda harapkan dari bawahan
  2. Kembangkanlah Kode etik formal yang tertulis
  3. Hukumlah setiap karyawan yang melanggar kode etik
  4. Adakan sesi pelatihan mengenai bagaimana mengatasi situasi tidak etis
  5. Dengarkanlah karyawan yang mempunyai keluhan sebelum mereka menyebarkannya keluar
  6. Tetapkanlah standar seleksi dan promosi yang mengukuhkan perilaku etik
  7. Tetapkanlah etika dan moralitas sebagai bahan pokok dalam kultur perusahaan

Saturday 25 October 2014

Menghadapi Pekerjaan yang Kurang Menyenangkan

Jika Anda kurang bahagia di tempat bekerja sekarang, etntah sebagai entrepreneur, pemilik bisnis atau pekerja, Anda tak perlu menganggapnya sebagai beban berat yang akhirnya malah akan membuat Anda sakit atau tidak produktif. Dan yang penting Anda tidak perlu berhenti di tengah jalan hanya karena ini.

Berikut adalah trik bagaimana menghadapi pekerjaan yang kurang sempurna di mata Anda:
o. Berterus terang mengenai apa yang kurang Anda sukai: Anda mungkin tidak bisa mengubah keadaan dan kondisi kerja Anda atau deskripsi pekerjaan Anda, tetapi Anda mungkin bisa meminimalkan waktu yang Anda habiskan untuk melakukan bagian pekerjaan yang kurang Anda sukai.

o. Eratkan hubungan sosial: Hubungan yang erat antarindividu di sebuah lingkungan kerja terbukti ampuh dalam menggenjot semangat kerja terutama sikap dan pemikiran Anda mengenai pekerjaan yang Anda jalani. Habiskan waktu dengan teman-teman kerja yang Anda sukai dan hindari mereka yang kurang Anda sukai.

o. Berpandangan terbuka: Anda mungkin terjebak dalam pekerjaan ini karena tidak ada tawaran pekerjaan lain atau karena keadaan ekonomi yang kurang menguntungkan sehingga Anda harus tetap bisa mencari nafkah. Namun, kondisi bisa berubah, cepat atau lambat. Yakinlah bahwa resume kerja dan profil LinkedIn Anda terus diperbarui dan Anda terus menjalin hubungan profesional dengan orang-orang yang berkompeten dalam bidang industri yang Anda tekuni. Tak mustahil suatu saat nanti Anda akan mendapatkan peluang yang selama in Anda idamkan dari koneksi dan kolega baru itu.

Wednesday 22 October 2014

Lean 6S; 5S + Safety

Many companies will tell you that they implement lean 6S; 6S being 5S plus the added step of safety.
5S is a methodical method to improve your housekeeping and standardize your processes making them more efficient and less stressful for your employees. 5S benefits are many, higher efficiencies, less stress, fewer accidents, higher levels of quality, fewer breakdowns and so on.

Steps of Lean 6S

The name 5S comes from the 5 Japanese words that make up the 5 stages of 5S, each one starting with the letter “S”. 6S has added the additional “S” of safety to the original 5. So the stages of 6S are;

5S Seiri, or in English; Sort, Clearing, Classify. In this stage we remove all clutter and unwanted items leaving only the tools, equipment, components, and machines that are required on a daily basis.

5S Seiton, or in English; Straighten, Simplify, Set in order, Configure. This stage is where we organize all of the remaining items; using ergonomic principles to locate items where they minimize movement and reduce stress. We also ensure that items are clearly identified and have a clearly identified home – “A place for everything, and everything in its place.”

5S Seiso, or in English; Sweep, shine, Scrub, Clean and Check. This is the cleaning and painting of the area to bring it to a “new” standard. The reason for this is not just to make the area look pretty but to ensure that things like leaks and other issues stand out against the otherwise clean area.

5S Seiketsu, or in English; Standardize, stabilize, Conformity. During this phase of 6S we standardize the previous stages of the implementation by ensuring common color codes and ways of working.

5S Shitsuke, or in English; Sustain, self discipline, custom and practice. This is where we try to make the process part of the culture of the company to ensure the ongoing implementation and improvement of this initiative.

The 6th “S”; Safety, we now concentrate on safety aspects of our initiative, reviewing every action and each area to ensure that we have not overlooked any potential hazards.

Why Implement Safety in 6S

Safety is an integral part of each of the original 5S phases so why do we need to add it as an additional step? Well one reason is for the additional focus that it provides on safety issues, whilst safety should be considered within the previous steps, having it spelled out as an additional important step gives safety additional importance and focus.

This additional focus can ensure that we do not otherwise overlook potentially hazardous situations which may have escaped our initial look whilst in the grip of the excitement of implementing changes that have made our work place more efficient and easier to operate.

Benefits of Lean 6S

The main benefit of 6S over the benefits of 5S is that added focus on safety, used in areas with more hazardous processes it can help to reduce even further the risk of an incident. So 6S; 5S + safety is a good bet if you want to drive down the possibilities of any form of accident.

for more learn about it, pls feel free to download materials on on this link..

https://www.dropbox.com/s/wrv2ih4r5k6hl7x/9%206S.pptx?dl=0

KOMITMEN PRIBADI

Kualitas seseorang itu dapat dinilai dari kata-katanya,
Dapat dinilai dari sinkronisai antara ucapan dan perbuatannya,
dan bagaimana komitmennya memenuhi janjinya

maka……, berhati-hatilah dalam membuat janji-janji,
berhati-hatilah dalam menyampaikan ucapan dan pernyataan,
karena kalau tidak dapat memenuhinya, bisa berakibat menurunkan kepercayaan terhadap kita.

Ingatlah…,
Orang sering meletakkan harapan dibalik janji yang kita berikan,
Orang sering menempatkan kepercayaan dibalik ucapakan kita,

maka lebih baik menamkan filosofi dalam diri,
hanya membuat janji yang bisa kita penuhi,
memiliki kehati-hatian dalam ucapan dan pernyataan.
dan memiliki komitmen pribadi memenuhi yang dijanjikan

 Inilah yang akan meningkatkan kepercayaan, dan menciptakan hubungan yang sehat dan kuat dengan orang lain.

selamat berkarya dan sukses selalu untuk sahabat semua