Selamat Datang

Selamat Datang di Blog Ade Fauji

Tuesday, 16 June 2009

7 Tabiat Yang Berkesan

oleh: Mohamad Yunus
Moderator dan Inspirator - Inspirasi Indonesia
Presiden Bill Clinton menilai bahawa daya saing bangsa Amerika mulai tergeser oleh bangsa Jepun dan negara-negara industri baru di Asia . Salah satu cara untuk mengembalikan keunggulan bangsa Amerika menurut Presiden Clinton adalah dengan menerapkan “The Seven Habits of Highly Effective People”[ Tujuh Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif ] yang ditulis oleh Dr. Steven R.Covey.

Kalau bangsa Amerika saja yang sudah maju mau belajar dari Steven R.Covey, pasti ada hikmahnya bila kita juga mau mempelajari 7 kebiasaan Covey. Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda: “ Hikmah itu milik orang Islam, di mana pun kamu mendapatkannya ambillah.” Apakah kebiasaan itu?. Kebiasaan adalah pertemuan antara ‘knowledge’ [ pengetahuan ], ‘skill’ [ keterampilan] dan ‘desire’ [ keinginan ]. Menghentikan kebiasaan merokok misalnya, tidak cukup dengan memilikki pengetahuan tentang terdapatnya hubungan negatif antara merokok dengan kesihatan dan mengetahui cara berhenti merokok. Kalau hanya ‘knowlegde’ dan ‘skill diperlukan, tentu tidak ada lagi doktor yang merokok. Mengubah kebiasaan mensyaratkan ketiganya. Berikut adalah 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif.

Kebiasaan Pertama, Proaktif. Proaktif bukan sekadar berinisiatif. Proaktif beerti suatu keyakinan bahawa apa pun yang kita perolehi dalam hidup merupakan akibat pilihan respons kita sendiri. Kebiasaan pertama merupakan kesedaran bahaw antara stimulus dan respons terdapat ‘freedom to choose’. Allah berfirman dalam Surah Ar-Rad 13:11, “ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri ”. Ramai orang berfikir bahawa ketidakbahagiaan mereka disebabkan kerana apa yang terjadi pada diri mereka. Padahal yang sebenarnya adalah kerana cara mereka memberi makna atas apa yang terjadi. Selalu ada pilihan untuk bereaksi secara positif terhadap situasi yang negative. Kemampuan untuk memilih respons seperti yang dikemukakan di atas,merupakan fungsi dari kemampuan kita memanfaatkan kurnia Allah berupa Furqon [berupa Al-Quran yang membezakan antara respons yang haq dan yang batil ], ‘independent will’ [ kehendak bebas ], ‘self awareness’ [ kesedaran diri ], ‘conscience’ [ kata hati ] dan ‘imagination’ [ imaginasi ]. Dengan kata lain, kitalah yang memprogramkan kehidupan kita sendiri.

Kebiasaan Kedua, Bermula Dan Berakhir Dalam Fikiran. Kebiasaan kedua adalah kebiasaan memilikki visi, misi dan tujuan. Kebiasaa ini menunjukkan arah dan cara menjalani hidup serta menentukan hal-hal yang penting dalam hidup. Islam mengajar pentingnya goal setting ketika Rasulullah Saw menyatakan setiap perbuatan yang tergantung niatnya. Kebiasaan bermula dan berakhir dalam fikiran mengajar agar kita menulis matlamat kita.

Kebiasaan Ketiga, Buat Perkara Pertama Dahulu. Mendahulukan yang utama merupakan kebiasaan yang menuntut integritas, disiplin dan komitmen. Allah berfirman dalam Surah Al-Mukminun 23:1-3, “ Sungguh berhasil orang-orang mukmin, iaitu orang –orang yang khusyu’ dalam solat mereka dan orang-orang yang berpaling dari perbuatan dan percakapan yang sia-sia ”, dan dalam Surah Al-Ashr 103:1-3, “ Demi masa sesungguhnya manusia dalam kerugian kecuali orang-orang beriman dan beramal soleh, saling berpesan dengan kebenaran dan saling berpesan dengan kesabaran ”. Juga dalam Surah Al-Insyirah 94:7-8, “ Maka apabila engkau telah selesai [ dari suatu urusan ], maka kerjakanlah [ urusan lain ] dengan bersungguh-sungguh dan kepada Tuhanmulah kamu berharap ”. Kebiasaan ketiga menekankan pentingnya memanfaatkan waktu.

Kebiasaan Keempat, Berusaha Untuk Memahami Terlebih Dahulu-Baru [minta ] difahami. Kebiasaan kelima menunjukkan bahawa “ the secret of living is giving ” [ rahsia kehiduan adalah memberi ]. Rasulullah Saw bersabda bahwa tangan di atas lebih mulia daripada tangan yang di bawah. Allah berfirman dalam Surah Al-Zalzalah 99:7-8, “ Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarah, nescaya dia akan menerima balasannya dan barang siapa mengerjakan keburukan seberat zarah, nescaya dia akan menerima balasannya ” dan dalam Surah Ar-Rahman 55:60-61 “ Tiadalah balasan kebaikan, melainkan kebaikan pula, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ”. Juga dalam Surah Al-Baqarah 2:261, “ perumpamaan orang yang memberi di jalan Allah, adalah seumpama sebuah biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai berisi seratus biji, dan Allah melipatgandakan bagi siapa yang dikehendaki- Nya, dan Allah Maha Luas [ kurnia-Nya ] lagi Maha Mengetahui.

Kebiasaan Kelima, Berfikir Menang–Menang. Berfikir menang-menang berasal dari karakter yang dicirikan dengan kejujuran [ menyesuaikan kata dengan perbuatan ], integritas [ menyesuaikan perbuatan dengan kata ], matangan [keseimbangan antara ketegasan dan toleransi ], dan mentalitas kelimpahan [ keyakinan bahawa kurnia Allah tersedia tanpa batas bagi sesiapapun yang mengikuti sunnatullahatau ‘causality law’ ].

Kebiasaan Keenam, Wujudkan Sinergi. Bersinergi beerti keseluruhan lebih bernilai daripada jumlah bahagian-bahagianny a. Mengenai pentingnya bersinergi, Khalifah Umar bin Khattab pernah berujar bahawa kejahatan yang terorganisir dapat mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir. Yang harus diingat adalah agar dapat bersinergi setiap anggota memiliki lima kebiasaan di atas iaitu proaktif, bermula dan berakhir dalam fikiran, dahulukan yang utama,berfikir menang-menang dan berusaha memahami dahulu baru difahami. Allah Swt mengingatkan agar kita hanya bersinergi dalam melakukan kebaikan bukan dalam berbuat dosa dan permusuhan [ Al-Maidah 5:2 ]

Kebiasaan Ketujuh, Mengasah Gergaji. Rasulullah mengajar agar kita terus mengasah gergaji fizik, mental, sosial / emosional, dan spiritual ketika beliau bersabda:
“ Orang Islam adalah orang yng begitu sibuk memperbaiki diri, sehingga tidak memilikki waktu lapang untuk mencari-cari aib orang lain. Orang Islam adalah orang yang hari ini lebih baik daripada kemarin dan hari esok lebih baik darihari ini. Amal perbuatan yang paling disukai Allah adalah amal yang dilakukan terus-menerus walaupun sedikit ”.

Bersyukurkah Aku ?

By: Seta A. Wicaksana

“AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YANG KUSUKAI, OLEH KARENA ITU AKU SELALU MENYUKAI APAPUN YANG AKU DAPATKAN.”


Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.

Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur. Pertama : Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki.

Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi "KAYA" dalam arti yang sesungguhnya. Kita luruskan pengertian kita mengenai orang ''kaya''. Orang yang "kaya" bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki.

Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.

Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.

Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, "Lulu, Lulu".Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, "Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu." Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, "Lulu, Lulu". "Orang ini juga punya masalah dengan Lulu ?" tanyanya keheranan. Dokter kemudian menjawab, "Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu".

Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.

Bersyukurlah !

Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan. Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan ?

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu. Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar.

Bersyukurlah untuk masa-masa sulit. Di masa itulah kamu tumbuh.

Bersyukurlah untuk keterbatasanmu. Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang.

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru. Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu.

Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat. Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga.

Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih. Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan.

Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik. Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut. Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif. Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu dan bagi siapapun yang ada di sekitarnya karena Kita Bersyukur !