Armstrong & Baron (1998:7), pendekatan manajemen strategis dan terpadu untuk menyampaikan sukses berkelanjutan pada organisasi pada organisasi dengan memperbaiki kinerja karyawan
yang bekerja didalamnya dan dengan mengembangkan kapabilitas tim dan kontributor individu
Fletcher yg dikutip oleh mereka, berkaitan dengan pendekatan menciptakan visi bersama tentang maksud dan tujuan organisasi, membantu karyawan memahami, dan mengenal bagiannya dalam memberikan kontribusi dan dalam melakukannya, mengelola dan meningkatkan kinerja baik individu maupun organisasi.
PRINSIP
DASAR SISTEM MANAJEMEN KINERJA DAPAT MEMENUHI MANAJEMEN STRATEGIK
1.
Kejujuran, kejujuran menampakan diri dalam
komunikasi umpan balik yang jujur diantara manajer, pekerja, dan rekan kerja.
Kejujuran termasuk dalam mengekspresikan pendapat, menyampaikan fakta,
memberikan pertimbangan dan perasaan. Kejujuran mempunyai beberapa segi dan
tingkatan dan mereka yang menggunakan proses penilaian untuk menggali kebenaran
secara luas dan dalam akan memperoleh manfaat besar.
2.
Pelayanan, dalam setiap aspek proses kinerja
harus memberikan pelayanan kepada setiap stakeholder yaitu: pekerja, manajer,
pemilik dan pelanggan. Dalam proses manajemen kinerja umpan balik dan
pengukuran harus membantu pekerja dan perencanaan kinerja. Prinsip pelayanan
merupakan tanda yang paling kuat untuk pengukuran, perencanaan, dan coaching
pekerja.
3.
Tanggungjawab, merupakan prinsip dasar
dibelakang pengembangan kinerja. Dengan memamahi dan menerima tanggungjawab
atas apa yang mereka kerjakan dan tidak kerjakan untuk mencapai tujuan mereka
4.
Bermain, dalam manajemen kinerja orang
mendapatkan kepuasan dari apa yang mereka kerjakan, apabila tidak menerapkan
prinsip bermain bekerja akan menjadi beban. Timbul beban dalam dirinya adanya
suatu perasaan bahwa mereka harus bekerja, mereka tidak mempunyai pilihan dan
pekerjaan mereka tidak dihargai.
5.
Rasa Kasihan, Rasa kasihan merupakan prinsip
bahwa manajer memahami dan empati terhadap orang lain. Kebanyakan orang yang
tidak menunjukan rasa kasihan pada orang lain juga sedikit sekali merasa
kasihan pada diri mereka sendiri.
6.
Perumusan Tujuan, manajemen kinerja dimulai
dengan melakukan perumusan dan mengklarifikasikan terlebih dahulu tujuan yang
hendak dicapai organisasi. Sesuai dengan jenjang organisasi yang dimiliki,
selanjutnya tujuan yang sudah dirumuskan tersebut dirinci lebih lanjut menjadi
tujuan ditingkat yang lebih rendah, seperti tujuan divisi, departemen, tim dan
individu.
7.
Konsensus dan kerja sama, Manajemen kinerja
mengandalkan pada konsensus dan kerjasama antara atasan dan bawahan daripada
menekankan pada kontrol dan melakukan paksaan. Apabila bawahan melakukan
pekerjaan kerana terpaksa, sebenarnya mereka tidak memberikan dukungan pada
atasan. Apabila pekerjaan dilakukan atas dasar kesepakatan bersama, pekerja
akan menjadi lebih bertanggungjawab.
8.
Berkelanjutan, manajemen kinerja merupakan suatu
proses yang sifatnya berlangsung terus menerus, berkelanjutan, bersifat
evolusioner, dimana kinerja secara bertahap selalu diperbaiki sehingga menjadi
semakin baik. Contoh, dengan menggunakan proses penilaian kinerja dan
menyampaiakn hasilnya sebagai umpan balik, koreksi selalu dilakukan terhadap
kinerja yang tidak memenuhi standar kinerja.
9.
Komunikasi 2 arah, manajemen kinerja memerlukan
gaya manajemen yang bersifat terbuka dan jujur serta mendorong terjadinya
komunikasi 2 arah anatara atasan dan bawahan. Komunikasi 2 arah menunjukan
adanya sikap keterbukaan dan saling pengertian antara 2 pihak.
10. Umpan
Balik, pelaksanaan manajemen kinerja memerlukan umpan balik terus menerus.
Umpan balik memungkinkan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari
pekerjaan oleh individu dipergunakan untuk memodifikasi tujuan organisasi.
Dengan demikian umpan balik juga dapat dipergunakan untuk meninjau kembali
perencanaan kinerja, disamping itu manajemen kinerja mengukur dan menilai semua
kinerja terhadap keseluruhan tujuan yang telah disepakati.
Reff: Manajemen Kinerja, Prof. Dr. Wibowo, SE, M.Phil