Selamat Datang

Selamat Datang di Blog Ade Fauji

Saturday, 24 March 2012

Pengertian Manajemen Kinerja

Armstrong & Baron (1998:7), pendekatan manajemen strategis dan terpadu untuk menyampaikan sukses berkelanjutan pada organisasi pada organisasi dengan memperbaiki kinerja karyawan yang bekerja didalamnya dan dengan mengembangkan kapabilitas tim dan kontributor individu
 
Fletcher yg dikutip oleh mereka, berkaitan dengan pendekatan menciptakan visi bersama tentang maksud dan tujuan organisasi, membantu karyawan memahami, dan mengenal bagiannya dalam memberikan kontribusi dan dalam melakukannya, mengelola dan meningkatkan kinerja baik individu maupun organisasi.

PRINSIP DASAR SISTEM MANAJEMEN KINERJA DAPAT MEMENUHI MANAJEMEN STRATEGIK 
1.         Kejujuran, kejujuran menampakan diri dalam komunikasi umpan balik yang jujur diantara manajer, pekerja, dan rekan kerja. Kejujuran termasuk dalam mengekspresikan pendapat, menyampaikan fakta, memberikan pertimbangan dan perasaan. Kejujuran mempunyai beberapa segi dan tingkatan dan mereka yang menggunakan proses penilaian untuk menggali kebenaran secara luas dan dalam akan memperoleh manfaat besar.
2.         Pelayanan, dalam setiap aspek proses kinerja harus memberikan pelayanan kepada setiap stakeholder yaitu: pekerja, manajer, pemilik dan pelanggan. Dalam proses manajemen kinerja umpan balik dan pengukuran harus membantu pekerja dan perencanaan kinerja. Prinsip pelayanan merupakan tanda yang paling kuat untuk pengukuran, perencanaan, dan coaching pekerja.
3.         Tanggungjawab, merupakan prinsip dasar dibelakang pengembangan kinerja. Dengan memamahi dan menerima tanggungjawab atas apa yang mereka kerjakan dan tidak kerjakan untuk mencapai tujuan mereka
4.         Bermain, dalam manajemen kinerja orang mendapatkan kepuasan dari apa yang mereka kerjakan, apabila tidak menerapkan prinsip bermain bekerja akan menjadi beban. Timbul beban dalam dirinya adanya suatu perasaan bahwa mereka harus bekerja, mereka tidak mempunyai pilihan dan pekerjaan mereka tidak dihargai.
5.         Rasa Kasihan, Rasa kasihan merupakan prinsip bahwa manajer memahami dan empati terhadap orang lain. Kebanyakan orang yang tidak menunjukan rasa kasihan pada orang lain juga sedikit sekali merasa kasihan pada diri mereka sendiri.
6.         Perumusan Tujuan, manajemen kinerja dimulai dengan melakukan perumusan dan mengklarifikasikan terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai organisasi. Sesuai dengan jenjang organisasi yang dimiliki, selanjutnya tujuan yang sudah dirumuskan tersebut dirinci lebih lanjut menjadi tujuan ditingkat yang lebih rendah, seperti tujuan divisi, departemen, tim dan individu.
7.         Konsensus dan kerja sama, Manajemen kinerja mengandalkan pada konsensus dan kerjasama antara atasan dan bawahan daripada menekankan pada kontrol dan melakukan paksaan. Apabila bawahan melakukan pekerjaan kerana terpaksa, sebenarnya mereka tidak memberikan dukungan pada atasan. Apabila pekerjaan dilakukan atas dasar kesepakatan bersama, pekerja akan menjadi lebih bertanggungjawab.
8.         Berkelanjutan, manajemen kinerja merupakan suatu proses yang sifatnya berlangsung terus menerus, berkelanjutan, bersifat evolusioner, dimana kinerja secara bertahap selalu diperbaiki sehingga menjadi semakin baik. Contoh, dengan menggunakan proses penilaian kinerja dan menyampaiakn hasilnya sebagai umpan balik, koreksi selalu dilakukan terhadap kinerja yang tidak memenuhi standar kinerja.
9.         Komunikasi 2 arah, manajemen kinerja memerlukan gaya manajemen yang bersifat terbuka dan jujur serta mendorong terjadinya komunikasi 2 arah anatara atasan dan bawahan. Komunikasi 2 arah menunjukan adanya sikap keterbukaan dan saling pengertian antara 2 pihak.
10.     Umpan Balik, pelaksanaan manajemen kinerja memerlukan umpan balik terus menerus. Umpan balik memungkinkan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari pekerjaan oleh individu dipergunakan untuk memodifikasi tujuan organisasi. Dengan demikian umpan balik juga dapat dipergunakan untuk meninjau kembali perencanaan kinerja, disamping itu manajemen kinerja mengukur dan menilai semua kinerja terhadap keseluruhan tujuan yang telah disepakati.

Reff:  Manajemen Kinerja, Prof. Dr. Wibowo, SE, M.Phil