Selamat Datang

Selamat Datang di Blog Ade Fauji

Tuesday, 18 November 2008

Tips Berkendaraan Saat Hujan & Banjir (bag 2)

Musim penghujan sudah mulai datang kembali. Pada saat-saat seperti ini, banyak wilayah di kota Jakarta yang mengalami banjir lokal atau paling tidak banyak genangan air di jalan-jalan. Hal ini bisa terjadi karena hujan yang memang turun deras dan lama, atau bisa juga karena sistem peresapan air dan drainase kota yang kurang baik. Repotnya, jika mau tak mau setiap hari kita harus melewati salah satu jalan yang terkena banjir atau genangan air tersebut. Baik untuk bekerja atau beraktivitas lain yang tak bisa ditunda atau dibatalkan.

Jadi tak ada pilihan selain harus melewati genangan air tersebut. Untuk itu tentu saja kita perlu sedikit tambahan persiapan berupa kiat-kiat untuk melewati dan mengatasi masalah saat kendaraan kita harus 'menyeberang' di atas genangan air tersebut. Bagaimana caranya?
Ikutilah beberapa tips di bawah ini yang akan bisa banyak membantu Anda.

1. Kenali kendaraan kita

Perlu diketahui jenis dan karakter tertentu yang terdapat pada mobil kita, seperti jenis kendaraan (sedan, pikup, atau jip), sehingga kita dapat memperhitungkan batas ketinggian maksimum air yang dapat membuat air masuk ke dalam kabin atau ke dalam ruang pembakaran mesin melalui rumah saringan udara. Misalkan ketika mengendarai sedan yang dimodifikasi (ceper), maka kita harus sadar bahwa mobil tersebut memang terbatas sekali kemampuannya untuk melalui daerah banjir. Kalau cuma genangan air kurang lebih 25 cm saja sih boleh saja. Tapi bila ketinggiannya lebih dari itu, sebaiknya jangan dipaksakan alias balik arah saja.

2. Kuasai mobil dan kendarai secara smooth (halus).

Maksudnya adalah jangan terlalu takut dan cemas, sehingga jadi serba salah di saat mengemudi. Tetap tenang, yang penting dari awal kita sudah perhitungkan bahwa mobil kita akan mampu melewati genangan air tersebut. Jika memang sejak awal sudah diperhitungkan, bahwa genangan tak mungkin mampu dilewati karena tinggi permukaan air yang di atas batas kemampuan mobil kita, jangan memaksakan untuk terus. Berbalik arah adalah yang terbaik.

3. Hindari Aqua Planning

Aqua Planning adalah suatu keadaan dimana terdapatnya air di antara ban dan permukaan jalan, sehingga traksi antara ban dengan permukaan jalan hampir tak ada atau nol. Hal ini disebabkan telapak ban atau kembangan ban tak mampu membuang air ke samping dengan cepat, sehingga kendaraan seolah-olah 'melayang' dan susah dikendalikan. Hal ini dapat Anda hindari. Caranya? Sewaktu akan memasuki genangan air di depan, kurangi kecepatan dengan melakukan pengereman dan segera pindah ke gigi yang lebih rendah, sampai akhirnya ke gigi 1. Selama memasuki genangan, jaga rpm mesin jangan sampai terlalu rendah. Usahakan rpm selalu di atas 1500. Sebab Anda perlu menjaga traksi kendaraan. Dengan rpm yang tinggi, akan membuat traksi roda kendaraan semakin besar dan maksimal.

4. Imbangi pengereman dengan engine brake

Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari hilangnya traksi (slidding), hingga pengendalian kendaraan menjadi kurang terjaga. Dengan pengereman yang dibantu engine brake, traksi ban akan selalu terjaga. Pengereman jadi lebih aman dan optimal.

5. Hindari pengereman mendadak (emergency brake)

Jika sampai harus melakukan pengereman, usahakan kaki bergerak seolah-olah seperti sifat Antilock Brake System, yaitu tekan-angkat. Jadi lakukan pengereman dengan cara menginjak pedal rem, lepaskan kemudian injak lagi. Lakukan beberapa kali. Hal ini memang memerlukan jam terbang dan pengalaman khusus mengenal karakter rem kendaraan kita sendiri.

6. Amati segala sesuatu yang terjadi dengan mobil di depan

Pada saat kendaraan harus melalui genangan air yang dianggap cukup dalam ±50 cm, sehingga permukaan jalan tak tampak. Kemudian ada sesuatu yang terjadi dengan mobil di depan kita, misalnya terperosok lubang yang dalam. Anda tak perlu melakukan kesalahan yang sama. Saat melintas di tempat sama, pilih sebelah kiri atau kanan tempat lubang tadi.

7. Amati genangan air yang terendah

Jika diamati, mobil yang melewati daerah banjir tentu menyebabkan terjadinya gerakan atau gelombang air di belakangnya. Nah, antisipasi kita saat berada di belakang kendaraan lain adalah memilih atau menyesuaikan jarak mobil dengan mobil di depan, dimana terjadi gelombang air yang paling rendah.

8. Toleran dengan pemakai jalan yang lain

Sewaktu berkendara di jalan tentu saja banyak pemakai jalan yang lain. Seperti pejalan kaki, sepeda, motor, atau kendaraan yang lain. Yang perlu diingat adalah mereka juga punya hak yang sama seperti kita, untuk mendapatkan kenyamanan saat berkendara. Misalkan sewaktu ada pejalan kaki di trotoar, sebaiknya kurangi kecepatan sampai tak menimbulkan percikan air yang bisa mengenai pejalan kaki tersebut.

9. Kurangi tekanan ban

Untuk menambah kemampuan traksi, bila perlu kurangi tekanan ban 1 atau 2 spek. Misalnya pada keadaan normal tekanan ban Kita 30 psi, untuk menghadapi musim penghujan ini sebaiknya dikurangi menjadi 28psi. Tapi jangan lupa pada saat keadaan normal tambahkan tekanan seperti sebelumnya.

10. Kendarai mobil sedikit ke tengah

Karena kondisi permukaan jalan tak tampak tertutup air, maka batas antara aspal dan bahu jalan tak kelihatan. Biasanya ada beda ketinggian di situ. Untuk menghindari terperosok ke bahu jalan, sebaiknya ambil haluan sedikit ke tengah.

11. Normalkan/keringkan kembali rem kita

Setelah berhasil melewati suatu genangan banjir, perhatikan situasi jalan dan cari tempat yang aman dan tidak mengganggu pengendara lain untuk mengeringkan rem, terutama sistem tromol. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menginjak pedal rem dengan kaki kiri dan gas dengan kaki kanan secara bersamaan. Atur supaya mobil tetap dapat berjalan dengan pelan. Tak usah sampai terlalu jauh, kira-kira 10m sudah cukup. Dengan begitu akan timbul panas yang akan mempercepat keringnya tromol rem.

12. Hindari Water Hammer

Water Hammer adalah kerusakan yang ditimbulkan karena masuknya air ke dalam mesin (ruang pembakaran), sehingga menyebabkan beberapa kerusakan atau kerugian. Jika air sampai masuk ke dalam ruang pembakaran, akan dapat menyebabkan banyak kerusakan seperti piston pecah, bengkoknya stang piston. Pasalnya kerja kompresi oleh piston menjadi berat karena air tak mampu dikompresi. Jenis kendaraan yang perlu diperhatikan pada situasi ini adalah BMW yang mempunyai model saringan udara menghadap ke bawah dan terletak pada tempat rendah.
Agar Pandangan Lebih Jelas
Tak hanya tips saat berkendara saja yang perlu dipersiapkan, tetapi juga perlu persiapan dari rumah sebelum berangkat. Misalkan saja perlu menggunakan larutan yang dipakai untuk membuat kaca mobil selalu jelas (clear), misalnyanya Rain X, dll. Walau turun hujan deras, air yang jatuh pada kaca mobil cepat turun. Hal ini membuat pandangan tetap jelas dan jernih. Ada juga jenis lainnya (anti fog) yang dipakai untuk kaca mobil bagian dalam. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya embun. Ada juga aksesori mobil yaitu wiper aid, yang dipasang pada wiper dengan maksud menambah kemampuan wiper untuk menyapu kaca.

Terutama memanfaatkan hembusan angin yang datang dari arah depan. Perlu juga menyemprotkan cairan seperti WD40 dan sejenisnya pada bagian-bagian kelistrikan mobil seperti ujung-ujung kabel aki, distributor dan sebagainya, guna menghindari hubungan pendek jika terkena percikan air.

Referensi: Mobilmotor.co.id (Klinik), 24 Januari 2003.

No comments: