Usaha Kecil dan Menengah (UKM) telah terbukti mampu bertahan lebih tangguh saat badai krisis moneter melanda bangsa ini. Di sektor inilah daya serap tenaga kerja sesungguhnya lebih besar. Dan sektor inilah pula yang menjadi penggerak roda perekonomian bangsa saat sektor lain mengalami kelimpungan saat krisis moneter.
Kita selalu menganggap bahwa sektor ini tidaklah begitu penting bagi bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), karena dianggap memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan sektor lain. Apalagi dengan persepsi bahwa K3 merupakan bagian dari usaha yang bersifat membebani anggaran. Ditambah lagi dengan keruwetan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) yang telah ada, dengan 17 elemen dan 166 point yang harus dijalankan.
Sesungguhnya anggapan diatas tidaklah seratus persen benar. K3 merupakan salah satu bagian dari usaha yang akan memberikan laba dan peningkatan kinerja keuangan bagi perusahaan, karena ia akan memangkas biaya langsung kerugian akibat kecelakaan (seperti kompensasi, asuransi, dll) dan juga biaya tidak langsungnya (seperti penurunan waktu produksi, jam kerja yang hilang, penurunan kinerja pekerja, dll).
K3 juga merupakan salah satu pencegahan dari kecelakaan serius atau fatal yang jika telah terjadi, akan sangat sulit untuk ditangani. Sehingga dapat mencegah perusahaan dari mendapat kerugian yang lebih besar.
Mengembangkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) tidaklah sesulit anggapan kebanyakan orang. Sebuah SMK3 yang baik hanya membutuhkan empat elemen dasar: komitmen manajemen dan keterlibatan karyawan; analisa tempat kerja; pengendalian dan pencegahan bahaya; dan pelatihan bagi para pekerja, pengawas/supervisor dan manajer.
Komitmen Manajemen dan Keterlibatan Karyawan
Sikap dan tingkah laku manajemen tingkat atas terhadap keselamatan akan tercermin dari sikap dan tingkah laku karyawannya. Sebagaimana ada anggapan yang berlaku, The lowest standard you set, will be the highest standard you will receive. Standar terendah yang dikerjakan oleh manajemen tingkat atas, akan menjadi standar tertinggi yang akan ia terima dari karyawannya. Karena itu,sangatlah penting untuk menunjukan kepedulian manajemen tingkat atas terhadap unsur K3, dan kepedulian itu hanya bisa diungkapkan lewat tindakan nyata. Salah satu wujudnya adalah dengan melibatkan karyawan dalam perencanaan dan pelaksanaan SMK3.
Beberapa hal berikut dapat dipertimbangkan untuk dilakukan:
- Publikasikan kebijakan K3 perusahaan yang jelas
- Lakukan rapat dengan seluruh pekerja untuk mengkomunikasikan kebijakan K3 perusahaan dan diskusikan tujuan-tujuan K3 perusahaan
- Pastikan manajemen tingkat atas mendukung SMK3 dengan terlibat secara langsung terhadap program-program K3 seperti meninjau hasil inspeksi dan laporan kecelakaan serta memastikan langkah-langkah perbaikan telah dikerjakan
- Pastikan manajemen tingkat atas (manajer dan pengawas) mematuhi semua persyaratan K3 yang berlaku bagi semua karyawan, meskipun jika hanya sementara mengunjungi tempat kerja/daerah yang memberlakukan peraturan keselamatan tersebut.
- Manfaatkan keahlian dan pengetahuan karyawan yang ada untuk terlibat dalam program-program K3, seperti melakukan pelatihan keselamatan atau melakukan penyelidikan kecelakaan
- Tugaskan dan beri wewenang kepada seseorang terhadap program K3 yang ada. Pastikan semua orang memahami tugas dan wewenangnya.
- Berikan pelatihan, waktu, anggaran dan wewenang bagi orang yang telah ditunjuk/memiliki tanggung jawab tersebut
- Buatlah program K3 setelah memberikan penugasan tersebut, pastikan tugasnya terlaksana. Beri imbalan bagi yang telah melaksanakannya dengan baik dan perbaiki bagi yang belum melaksanakannya
- Lakukan peninjauan ulang (review) setidaknya setiap tahun sekali, tinjau tujuan-tujuan yang telah dicapai dan lakukan evaluasi ulang, apakah perlu tujuan-tujuan baru atau perbaikan program kerja
- Tegakkan pertanggungjawaban bagi setiap karyawan yang tidak mematuhi peraturan yang telah dibuat untuk meningkatkan K3 di tempat kerja
Analisa Tempat Kerja
Analisa tempat kerja adalah rangkaian proses untuk memastikan kita mengetahui semua hal yang dibutuhkan agar dapat bekerja secara selamat. Kita harus mengetahui hal-hal atau benda-benda apa saja yang ada ditempat kerja yang dapat membahayakan para pekerja. Hal itu dilakukan dengan terus menerus melakukan analisa di tempat kerja terhadap semua bahaya yang ada dan potensi bahaya yang mungkin muncul.
Beberapa hal berikut dapat dipertimbangkan untuk dilakukan:
- Carilah cara agar mendapatkan saran dari ahli saat ada perubahan pada prosedur atau peralatan. Hal ini dilakukan agar tidak timbul bahaya baru di tempat kerja. Dan pastikan anda selalu ter-update dengan bahaya-bahaya yang muncul di usaha sejenis yang anda geluti
- Tinjau ulang secara berkala setiap pekerjaan yang ada dan lakukan analisa setiap langkah-langkah kerjanya dengan karyawan anda, hal ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya bahaya yang mungkin tersebunyi dari proses ataupun peralatan yang ada
- Lakukan inspeksi untuk mengendalikan bahaya dan untuk mengevaluasi bahaya-bahaya baru
- Pastikan para pekerja merasa nyaman untuk memberitahukan para anggota manajemen ketika mereka melihat hal-hal yang berbahaya atau tidak pada tempatnya
- Pelajari cara untuk melakukan penyelidikan yang menyeluruh jika ada hal yang tidak benar
- Tinjau ulang angka kecelakaan atau penyakit akibat kerja selama beberapa tahun terakhir untuk mengidentifikasi pola-pola yang sama sehingga dapat dikendalikan melalui program K3.
Pengendalian dan Pencegahan Bahaya
Begitu semua bahaya yang ada dan potensi bahaya yang mungkin muncul telah teridentifikasi, terapkan program yang akan mencegah dan mengendalikan bahaya-bahaya tersebut. Jika memungkinkan, semua bahaya yang ada harus dihilangkan. Jika tidak memungkinkan, gunakanlah bahan/alat pengganti yang lebih tidak berbahaya atau rekayasa/pengendalian secara teknis.
Beberapa hal berikut dapat dipertimbangkan untuk dilakukan:
- Buatlah prosedur kerja berdasarkan analisa bahaya di tempat kerja dan pastikan para pekerja mengetahui dan mematuhinya
- Bersiap-siaplah untuk menerapkan sanksi terhadap pelanggaran prosedur kerja yang aman. Tanyakan kepada para pekerja, tindakan apa yang harus diambil jika ada pekerja yang tidak disiplin/mematuhi prosedur tersebut, agar semua orang mengerti dan memahami penerapan sanksi tersebut
- Jika dibutuhkan, pastikan Alat Pelindung Diri (APD) tersedia, digunakan, dan para pekerja mengetahui kapan penggunaannya, bagaimana cara menggunakannya, dan bagaimana cara merawatnya
- Jalankan perawatan peralatan secara berkala untuk mencegah kerusakan yang dapat menciptakan bahaya. Pastikan perawatan pencegahan dan berkala ini terdokumentasi dan ditindak-lanjuti
- Buat rencana tanggap darurat, termasuk bahaya kebakaran dan bencana alam. Lakukan simulasi (drill) secara rutin agar para pekerja mengetahui apa yang mesti dikerjakan saat terjadi keadaan panic
- Kembangkan program medis yang sesuai dengan tempat kerja, libatkan dokter atau fasilitas pelayanan kesehatan setempat dengan mengundang mereka ke tempat kerja dan membantu anda merencanakan cara terbaik untuk menghindari cedera dan penyakit saat keadaan darurat
- Pastikan ketersediaan personil medis yang dapat dimintai saran dan konsultasi mengenai kesehatan pekerja. Hal ini tidak berarti perusahaan harus menyediaan pelayanan kesehatan, namun yang terpenting adalah kesiapan menghadapi keadaan gawat darurat dan masalah kesehatan yang berhubungan dengan tempat kerja.
Untuk memenuhi persyaratan diatas, ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan untuk dilakukan:
- Buatlah prosedur medis darurat untuk menangani kecelakaan, transportasi pekerja yang sakit/cedera dan komunikasi dengan fasilitas medis. Menempelkan nomor-nomor medis/darurat merupakan salah satu cara yang dapat dikerjakan
- Lakukan survey terhadap fasilitas medis yang ada di sekitar tempat kerja, dan buat perjanjian untuk menangani kasus-kasus darurat. Kerjasama dengan perusahaan yang lebih besar yang memiliki fasilitas pelayanan medis juga dapat dilakukan
- Pastikan prosedur pelaporan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dimengerti oleh semua pekerja
- Berjalan-jalanlah seputar area kerja secara rutin untuk melakukan identifikasi bahaya dan menindaklanjuti bahaya yang telah teridentifikasi sampai mereka ditangani
- Jika tempat kerja berada di daerah yang terpencil dan jauh dari pelayanan kesehatan, pastikan ada personil yang terlatih untuk melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Kotak P3K juga harus tersedia untuk keadaan darurat
- Periksalah generator listrik perusahaan, fasilitas perawatan, laboratorium, ventilasi dan pendingin ruangan, dan daerah-daerah yang mudah berkarat untuk memastikan fasilitas pencucian mata (eye wash) dan penyiraman tubuh (shower) tersedia dengan baik
- Pertimbangkan untuk mempekerjakan dokter lokal atau perawat secara paruh waktu atau sesuai kebutuhan untuk saran dan perencanaan P3K dan medis.
Pelatihan bagi para Pekerja, Pengawas, dan Manajer
Program pencegahan kecelakaan yang efektif membutuhkan kinerja kerja yang baik dari setiap orang di tempat kerja. Semua pekerja harus mengetahui bahan-bahan dan peralatan yang digunakan untuk bekerja, mengetahui bahaya yang mungkin ditimbulkannya dan mengetahui cara untuk mengendalikannya.
Setiap karyawan harus mengetahui bahwa:
- Tidak satupun pekerja diharapkan untuk bisa melakukan suatu pekerjaan sampai mereka mengetahui instruksi/langkah-langkah kerja yang baik dan diizinkan untuk melakukan pekerjaan tersebut
- Tidak satupun pekerja yang yang boleh mengerjakan pekerjaan yang terlihat tidak aman Kita dapat menggabungkan/mengkombinasikan pelatihan K3 yang ada dengan pelatihan yang lain tergantung jenis bahaya yang mungkin ada di tempat kerja.
Beberapa hal berikut dapat dipertimbangkan untuk dilakukan:
- Pastikan para pekerja telah terlatih mengenai setiap potensi bahaya yang dapat memapar mereka dan mengetahui cara perlindungannya
- Perhatian berlebih harus diberikan pada pekerja yang baru masuk dan pekerja yang mendapatkan tugas baru. Karena mereka sedang mempelajari proses operasi yang baru, mereka mungkin mudah terkena cedera
- Latihlah para pengawas agar mengerti semua bahaya yang dihadapi para pekerja dan buatlah pengingat bagi mereka dengan melakukan training ulang (refresh) dan pesan, atau gunakan sanksi jika dianggap perlu
- Pastikan manajemen tingkat atas memahami tanggung jawab K3 mereka dan membuat pengawas dibawah mereka menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.
Dokumentasi Aktifitas
Dokumentasikan setiap aktifitas dari program kerja keempat elemen diatas. Membuat catatan atau dokumentasi atas pernyataan kebijakan perusahaan, pelatihan-pelatihan, rapat-rapat K3, informasi yang disebarkan pada karyawan, dan pengaturan perawatan kesehatan, akan sangat menguntungkan bagi perusahaan untuk kedepannya. Hal ini juga penting untuk memberikan bukti terhadap pelaksanaan SMK3 yang ada pada perusahaan.
Dokumentasi/Pencatatan K3
Catatan/dokumentasi penjualan, keuntungan ataupun kerugian merupakan hal yang penting bagi suksesnya suatu usaha. Hal itu memudahkan pemilik atau manajer untuk belajar dari pengalaman dan membuat langkah-langkah perbaikan bagi operasi di masa datang. Tujuan yang sama juga berlaku bagi dokumentasi/pencatatan K3. Catatan kecelakaan, cedera, penyakit akibat kerja, dan kerusakan kepemilikan dapat digunakan pula untuk menentukan akar penyebabnya, mengembangkan prosedur, dan untuk mencegah terulangnya kembali kecelakaan yang sama.
ditulis oleh
Syamsul Arifin, SKM rekan milis HSE/K3LH
No comments:
Post a Comment