Selamat Datang

Selamat Datang di Blog Ade Fauji

Tuesday, 10 April 2012

Resep awet muda

1. Hadapi segala masalah dengan santai dan tenang, tanpa melupakan masalah anda sendiri.

2. Bersedih hati janganlah terlalu berkepanjangan. Carilah bahan pelipur dan berusahalah menyibukan diri.

3. Jauhkanlah amarah, karena kemarahan memakan energi yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan fisik anda.

4. Bila sesuatu dapat diselesaikan dengan ketenangan, mengapa harus dibarengi dengan ketegangan.

5. Kedengkian dan iri hati berpengaruh buruk terhadap peredaran darah dan jantung anda.

6. Hadapi orang marah dengan tenang dan jangan masukan kedalam hati.

7. Jangan memperdulikan hal-hal yang dilakukan orang lain, apalagi memvonisnya.

8. Dunia ini berputar, bila anda sedang berada dibawah, jangan putus asa. Ada saatnya anda pasti akan naik keatas. Tetapi bila sudah berada diatas, ingatlah bahwa anda dapat jatuh.

9. Terimalah penderitaan dengan pasrah dan takwa kepada Tuhan, karena penderitaan selalu membawa hikmah suatu
kebahagiaan.

10. Fisik anda harus anda jaga dengan olah raga.

11. Jangan lekas merasa tua, karena dibanding dengan esok anda masih muda sekarang.

12. Berurut 15 hari sekali..agar semua badan pegel ,linu, lemah,letih, lesu hilang karena kelancaran darah kita tergantung otot dan urat syaraf yang tidak lurus sehingga mengakibatkan peredaran darah terganggu.

13. Jamu kunyit madu asli campur telor bebek 1 minggu sekali biar memulihkan kondisi tubuh agar tetap segar...

14. Berhubungan intim sama istri jangan terlalu banyak,, 3 hari sekali, karena klo terlalu banyak malah tambah cepet tua,,bukannya awet muda heee

15. Minum air putih secukupnya, dan dalam tiap satu jam di anjurkan minum air putih yang tersedia di samping tempat tidur...

Saturday, 24 March 2012

Pengertian Manajemen Kinerja

Armstrong & Baron (1998:7), pendekatan manajemen strategis dan terpadu untuk menyampaikan sukses berkelanjutan pada organisasi pada organisasi dengan memperbaiki kinerja karyawan yang bekerja didalamnya dan dengan mengembangkan kapabilitas tim dan kontributor individu
 
Fletcher yg dikutip oleh mereka, berkaitan dengan pendekatan menciptakan visi bersama tentang maksud dan tujuan organisasi, membantu karyawan memahami, dan mengenal bagiannya dalam memberikan kontribusi dan dalam melakukannya, mengelola dan meningkatkan kinerja baik individu maupun organisasi.

PRINSIP DASAR SISTEM MANAJEMEN KINERJA DAPAT MEMENUHI MANAJEMEN STRATEGIK 
1.         Kejujuran, kejujuran menampakan diri dalam komunikasi umpan balik yang jujur diantara manajer, pekerja, dan rekan kerja. Kejujuran termasuk dalam mengekspresikan pendapat, menyampaikan fakta, memberikan pertimbangan dan perasaan. Kejujuran mempunyai beberapa segi dan tingkatan dan mereka yang menggunakan proses penilaian untuk menggali kebenaran secara luas dan dalam akan memperoleh manfaat besar.
2.         Pelayanan, dalam setiap aspek proses kinerja harus memberikan pelayanan kepada setiap stakeholder yaitu: pekerja, manajer, pemilik dan pelanggan. Dalam proses manajemen kinerja umpan balik dan pengukuran harus membantu pekerja dan perencanaan kinerja. Prinsip pelayanan merupakan tanda yang paling kuat untuk pengukuran, perencanaan, dan coaching pekerja.
3.         Tanggungjawab, merupakan prinsip dasar dibelakang pengembangan kinerja. Dengan memamahi dan menerima tanggungjawab atas apa yang mereka kerjakan dan tidak kerjakan untuk mencapai tujuan mereka
4.         Bermain, dalam manajemen kinerja orang mendapatkan kepuasan dari apa yang mereka kerjakan, apabila tidak menerapkan prinsip bermain bekerja akan menjadi beban. Timbul beban dalam dirinya adanya suatu perasaan bahwa mereka harus bekerja, mereka tidak mempunyai pilihan dan pekerjaan mereka tidak dihargai.
5.         Rasa Kasihan, Rasa kasihan merupakan prinsip bahwa manajer memahami dan empati terhadap orang lain. Kebanyakan orang yang tidak menunjukan rasa kasihan pada orang lain juga sedikit sekali merasa kasihan pada diri mereka sendiri.
6.         Perumusan Tujuan, manajemen kinerja dimulai dengan melakukan perumusan dan mengklarifikasikan terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai organisasi. Sesuai dengan jenjang organisasi yang dimiliki, selanjutnya tujuan yang sudah dirumuskan tersebut dirinci lebih lanjut menjadi tujuan ditingkat yang lebih rendah, seperti tujuan divisi, departemen, tim dan individu.
7.         Konsensus dan kerja sama, Manajemen kinerja mengandalkan pada konsensus dan kerjasama antara atasan dan bawahan daripada menekankan pada kontrol dan melakukan paksaan. Apabila bawahan melakukan pekerjaan kerana terpaksa, sebenarnya mereka tidak memberikan dukungan pada atasan. Apabila pekerjaan dilakukan atas dasar kesepakatan bersama, pekerja akan menjadi lebih bertanggungjawab.
8.         Berkelanjutan, manajemen kinerja merupakan suatu proses yang sifatnya berlangsung terus menerus, berkelanjutan, bersifat evolusioner, dimana kinerja secara bertahap selalu diperbaiki sehingga menjadi semakin baik. Contoh, dengan menggunakan proses penilaian kinerja dan menyampaiakn hasilnya sebagai umpan balik, koreksi selalu dilakukan terhadap kinerja yang tidak memenuhi standar kinerja.
9.         Komunikasi 2 arah, manajemen kinerja memerlukan gaya manajemen yang bersifat terbuka dan jujur serta mendorong terjadinya komunikasi 2 arah anatara atasan dan bawahan. Komunikasi 2 arah menunjukan adanya sikap keterbukaan dan saling pengertian antara 2 pihak.
10.     Umpan Balik, pelaksanaan manajemen kinerja memerlukan umpan balik terus menerus. Umpan balik memungkinkan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari pekerjaan oleh individu dipergunakan untuk memodifikasi tujuan organisasi. Dengan demikian umpan balik juga dapat dipergunakan untuk meninjau kembali perencanaan kinerja, disamping itu manajemen kinerja mengukur dan menilai semua kinerja terhadap keseluruhan tujuan yang telah disepakati.

Reff:  Manajemen Kinerja, Prof. Dr. Wibowo, SE, M.Phil
 

Tuesday, 7 February 2012

Catatan 7 Februari 2012


بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…
 
Hari ini bertepatan dengan tanggal 14 Rabiul Awal 1433H atau 7 Februari 2012.

Ya Allah.....,

Terima kasih, sudah menambah umurku satu tahun lagi, entah berapa umur yang nanti engkau berikan kepada hamba mu ini, tapi yang ku mohon, beri kesempatan untuk berbuat terbaik melalui setiap kata yang ku tulis, setiap kalimat yang kuuntai untuk memuliakan namaMu dan membanggakan keluargaku.

Ya Allah......, 

Terima kasih untuk setahun yang luar biasa yang telah Engkau berikan padaku, limpahan Rahmat dan Marifat yang tidak berkesudahan, terima kasih untuk jalan yang telah Engkau lapangkan, pintu yang Engkau bukakan dan keran berkat yang mengucur deras yang Engkau limpahkan.

 
Di Miladku ini, aku ingin memohon kepada Mu Ya Allah, berikan kesehatan untuk orang tuaku, saudaraku dan juga keluargaku serta kebahagian untuknya dimasa saat ini dan yang akan datang, Engkau maha tahu apa sedang kami alami saat ini berikan segala kemudahan dalam setiap permasalahan.

Ya Allah......., 

Ajarkan aku untuk selalu rendah hati dengan kepala tertunduk dan pimpin hidupku diwaktu yang akan datang. Ku pasrahkan setiap tarikan nafasku, setiap langkahku hanya kepada Mu sekarang dan selamanya.

Untuk sahabat semua terima kasih atas doanya.

Amin Ya Robbal Alamin
 
Ade Fauji

Saturday, 7 January 2012

LEMBAGA SISTEM JAMINAN MUTU PRODUK


Sedikitnya ada lima lembaga yang berperan didalam jaminan mutu produk pangan dan pertanian, yaitu:

1.         Kelompok Tani Produsen
Bertanggungjawab terhadap perancangan dan penerapan system di bidang usahanya. Kelompok petani ini dapat menggunakan konsultan atau peranan penyuluhan pertanian untuk membantu perancangan system tersebut.

2.         Kelompok Pedagang dan Pembeli Terakhir
Kelompok ini memegang peranan penting didalam penciptaan kepedulian akan mutu. Konsekuensi logis yang seharusnya menjadi tanggungjawab kelompok ini adalah pembiayaan yang timbul dari system sertifikasi.

3.         Lembaga Inspeksi dan Laboratorium Uji
Lembaga ini bertanggungjawab terhadap pemeriksaan kebenaran mutu melalui mekanisme kerja sistematis dan diakui. Lembaga ini bertanggungjawab terhadap penyediaan fasilitas inspeksi dan uji yang cepat, tepat, akurat, jujur, dan tidak memihak. Pengoperasian aktifitas inspeski dan uji sepenuhnya memerlukan biaya yang memadai.

4.         Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu dan Lembaga Sertifikasi HACCP
Lembaga ini bertanggungjawab terhadap pemeriksaan jaminan mutu melalui evaluasi aktifitas suatu organisasi. Pemeriksaan dilakukan di tiga titik, yaitu pengadaan bahan, proses pengolahan, dan penyerhan produk jadi. Lembaga ini memeriksa rangkaian system manajemen dan bukti uji produknya sebagai verifikasi system.

5.         Lembaga Akriditasi
Secara nasional telah ditetapkan melalui PP No 102-2000 hanya satu, yaitu Komite Akriditasi Nasional (KAN-BSN). Lembaga ini bertanggungjawab atas penilaian akreditasi yang teliti dan independen kepada lembaga sertifikasi. Lembaga ini memiliki kewenangan penuh untuk mencabut atau memperpanjang sertifikasi akreditas suatu lembaga sertifikasi.

Dimana setiap lembaga diatas memiliki fungsi dan peranan masing-masing didalam upaya jaminan mutu tersebut.

Tuesday, 3 January 2012

Sistem Keamanan Pangan


Untuk produk makanan, sistem pengendalian mutu diawali dengan prinsip penerapan Good Manufacturing Practices (GMP), yakni mendefinisikan dan mendokumentasikan semua persyaratan yang diperlukan agar produk pangan dapat diterima mutunya. Pada GMP titik perhatian ditujukan pada keamanan mikrobiologis dan persyaratan mutu pangan.

Berikut ini persyaratan dasar yang harus dipenuhi dalam penerapan GMP sesuai dengan Codex General Priniciples of Food Hygiene (CAC/RCP 1-1969. rev 4-2003) atau (SNI CAC/RCP 1:2011 Rekomendasi Nasional Kode Praktis – Prinsip Umum Higienie Pangan) meliputi beberapa hal sbb:
1.         Produksi Primer
1.1. Higiene lingkungan
1.2. Produksi sumber pangan yang higienis
1.3. Penanganan, penyimpanan dan transportasi
1.4. Pembersihan, pemeliharaan dan higiene personil pada produksi primer
2.         Sarana produksi: Desain dan fasilitas
2.1. Lokasi
2.2. Bangunan dan ruangan
2.3. Peralatan
2.4. Fasilitas
3.         Pengendalian kegiatan operasional
3.1.  Pengendalian bahaya pangan
3.2. Aspek kunci system kendali hygienis
3.3. Persyaratan bahan masuk
3.4. Kemasan
3.5. Air
3.6. Manajemen dan pengawasan
3.7. Dokumentasi dan rekaman
3.8. Prosedur penarikan produk
4.         Sarana produksi: Pemeliharaan dan sanitasi
4.1. Pemeliharaan dan pembersihan
4.2. Program pembersihan
4.3. Sistem Pengendalian hama
4.4. Pengelolaan limbah
4.5. Pemantauan efektivitas
5.         Penetapan: Higiene personal
5.1. Status kesehatan
5.2. Sakit dan cedera
5.3. Kebersihan personal
5.4. Perilaku personal
5.5. Pengunjung
6.         Transportasi
6.1. Umum
6.2. Persyaratan
6.3. Penggunaan dan pemeliharaan
7.         Informasi produk dan kesadaran konsumen
7.1. Identifikasi lot
7.2. Informasi produk
7.3. Pelabelan
8.         Pelatihan
8.1. Kesadaran dan tanggung jawab
8.2. Program pelatihan
8.3. Instruksi dan supervisi
8.4. Pelatihan penyegaran

Publikasi system HACCP yang telah diperkenalkan Codex Alimentarius Commission tentang 7 prinsip HACCP dan 12 langkah pedoman penerapannya yang diadopsi oleh Badan Standarisasi Nasional, dimana Sistem HACCP ini bersifat pencegahan yang berupaya untuk mengendalikan suatu area atau titik dalam system pangan yang mungkin berkontribusi terhadap suatu kondisi bahaya, baik kontaminasi mikroorganisme pathogen, objek fisik, kimia terhadap bahan baku, suatu proses, penggunaan langsung oleh pengguna ataupun kondisi penyimpanan dan system tersebut memiliki 7 prinsip yang secara garis besar dipergunakan untuk menetapkan, menerapkan, dan memelihara rencana HACCP suatu operasi.

Berikut ini 12 Langkah dan 7 prinsip dalam penerapan HACCP:
1.         Pembentukan tim HACCP
2.         Deskripsi Produk
3.         Identifikasi rencana HACCP
4.         Penyusunaan Bagan Alir
5.         Konfirmasi Bagan Alir dilapangan
6.         Pelaksanaan Analisis Bahaya. Persiapan suatu daftar tahapan proses dimana ditemukan bahaya signifikan dan deskripsi ukuran pencegahannya
7.         Identifikasi titik kendali kritis (TKK/CCP) dalam proses
8.         Penetapan batas kritis untuk ukuran pencegahan berkaitan dengan setiap TKK teridentifikasi
9.         Penetapan persyaratan pemantauan TKK. Penetapan prosedur dari hasil pemantauan untuk menerapkan pengendalian proses dan pemeliharaan
10.     Penetapan tindakan koreksi yang diambil manakala pemantauan mengindikasikan suatu penyimpangan dari batas kritis yang ditetapkan
11.     Penetapan prosedur efektif pemeliharaan rekaman dari dokumen system HACCP
12.     Penetapan prosedur untuk verifikasi bahwa system HACCP telah bekerja dengan baik.

Catatan:
1 – 12 : Langkah penerapan HACCP
6 – 12 : Prinsip Penerapan HACCP

Perkembangan saat ini mengenai Food Safety Management System (FSMS) telah dikembangkan standar ISO 22000:2005 dan ISO TS 22002-1, PAS 220/PAS 222 serta FSSC 22000.


Link FSSC 22000: http://bit.ly/sgHfld
Link PAS: http://bit.ly/s8ex6T   
Link BSN/SNI : http://bit.ly/tnk3oL
Link Codex: http://bit.ly/sTogY